Selasa, 07 Oktober 2014

MENUJU INDONESIA MAJU (refleksi 68 tahun kita merdeka)

Berapa tahun usia Indonesia yang merdeka ? jika ditanya (menurut tahun ini yaitu 2013) maka dijawabnya Indonesia berumur 68 tahun,usia yang tua dan harusnya bijak. Akan tetapi di umur yang 'dikatakan bijak' ini Indonesia masih saja belum berkembang terlalu besar,beberapa kali mengalami kembang lalu kempis lagi,mengalami krisis berkali-kali (padahal kaya raya),moral yang terus menerus merosot,hingga masalah yang tidak ada selesai-selesainya. Padahal Founding Fathers kita membangun dan memperjuangkan indonesia yang merdeka dengan mimpi yang besar,'Pasti Indonesia bakal jadi Negara yang besar lagi makmur','Disini aku meninggal,di rumahku Indonesia yang makmur di tangan generasi penerusku','Kita bekerja keras merdekakan Indonesia,biarlah anak cucu kita yang merasakan nikmatnya' . Mimpi mereka tinggi sekali,mungkin terlalu tinggi hingga ternyata tidak tercapai dan sekarat di pinggir jalan yang belum terlalu jauh dari derita masa penjajahan.
Soekarno pernah mengatakan bahwa apa makna dari merdeka,"Saudara-saudara, apakah yang dinamakan merdeka? Di dalam tahun ’33 saya telah menulis risalah yang bernama ‘Mencapai Indonesia merdeka’. Maka didalam risalah tahun’33 itu, telah saya katakan, bahwa kemerdekaan, polietieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain tak bukan, ialah satu jembatan, satu jembatan emas. Saya katakan didalam kitab itu, bahwa diseberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat." . Pikirkan ! Kemerdekaan hanya jembatan kita untuk menyeberang ke daratan lain,dari "Hindia Belanda" menjadi "Negara Kesatuan Republik Indonesia" dan perjalanan kita belum selesai sampai di penyeberangan saja tapi juga membangun kita punya Negeri. Kita membangun moralnya,kesehatannya,pendidikannya,percaya dirinya,lalu berlanjut kepada kebanggaan terhadap Bangsa sendiri,kemakmuran dan kesejahteraan bersama,keadilan,praktek bersih dalam kehidupan,sehingga kita bisa mencapai Indonesia yang maju. Tidak masalah 100 tahun lagi kita menjadi maju,there isn't spontanity wealth. Tidak ada kekayaan yang mendadak. Asalkan kita melakukan perubahan sekarang,jangan hanya duduk dan mengutuk keadaan atau mempermasalahkan siapa yang duduk di atas singgasana pemerintahan.
Pertama kita membangun moral Bangsa dulu,Bangsa yang maju adalah Bangsa yang punya moral yang tinggi. tidaklah berharga emas,perak,berlian,atau tembaga yang berada di tangan orang yang tidak bermoral yang pada akhirnya akan menambah ketidakpuasan sehingga saling membunuh untuk "lebih dan lebih". Bukankah kita dulu Bangsa yang bermoral ? Setiap ada tetangga yang kelaparan pasti tidak sampai perutnya berbunyi makanan telah datang ke depan rumahnya karena tetangga kanan-kiri-depan selalu berbagi,berbagi makanan tanpa khawatir kekurangan atau diracun. Dulu kita Bangsa yang gotong royong,saling bantu sehingga tidak ada yang merasa kesulitan hidup di suatu kampung. Bangsa yang selalu merasa baik dengan keadaannya sehingga tidak ada yang merasa patut disalahkan. Tapi sekarang ? Perampokan disertai pemerkosaan,lalu korbannya dibunuh,diperkosa lagi,dimutilasi,dibuang di tempat yang berbeda lalu pelaku menjalani hidup tanpa merasa melakukan dosa. Itu baru tingkat rendahan,sedangkan tingkat "penguasa" melakukan korupsi yang masif sehingga menghasilkan perlambatan ekonomi secara finansial dan konstruksial,genosida yang tak terlihat,bubbling di modal,dan kemiskinan merajalela yang menghasilkan pendidikan dan kesehatan kurang dan berdampak pada kriminalitas di tingkat masyarakat rendah serta kebodohan massal. Semuanya berasal dari moral yang merosot,nafsu yang terlalu banyak dituruti,dan budaya yang yang cenderung bukan budaya asli kita lagi. Mari kita kembali menyoroti moral Bangsa kita ini,sampai kapan kita menunggu moral menjadi baik tanpa kita yang melakukannya ? Kembali kita menjadi "Indonesia",bukan "Korea Selatan","Jepang","Amerika Serikat",atau negara lain. Kita harus menggali lagi adat budaya kita yang asli,orang Jawa jadilah Jawa yang baik,Sunda yang baik,Sumatra yang baik,Papua yang baik,sehingga menjadi Indonesia yang baik-baik. Moral berjalan beriringan dengan agama,orang yang bermoral pasti punya agama maka disebutlah "Orang Sholeh dan Alim" menjadi kriteria yang utama dari bayangan orang yang bermoral. kembalilah menjadi orang yang bermoral Indonesia dan menganut agama yang baik.
Kedua kita membangun kita punya pendidikan,Bangsa Indonesia jika mau maju haruslah punya pendidikan yang kompetensial dengan Bangsa lain. Alam pikiran kita selalu dijejali oleh "Pendidikan SMA/SMK sudahlah cukup menjadi pegawai yang baik" ,tidaklah kita mau berpikir bahwa Bangsa lain di belahan dunia telah membuka pasar bebas sehingga berdampak pada kebebasan Warga Negara Asing (WNA) bebas memilih kerja dimanapun termasuk indonesia yang penduduknya belum secara merata mendapatkan pendidikan yang layak dan setingkat. Ini membuat suatu perbandingan yang tidak seimbang,antara indonesia melawan Negara lain,kalkulator melawan Tab dengan OS Windows 8,robot kaleng melawan Transformers,baterai melawan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Ini hanya karena pendidikan Bangsa kita sudah tertinggal beberapa kali dari Bangsa lain karena kita masih saja menganggap S1 gelar yang mahal sedangkan Bangsa lain merasa kuliah sekali saja tidak cukup. Lihat Jepang,begitu dihantam Bom Nuklir yang meluluh-lantakkan Hiroshima dan Nagasaki serta menyerah terhadap sekutu tidak membuat mereka minder malahan Kaisar Hirohito berkata "kumpulkan semua guru !",ini semangat belajar yang pantas ditiru Indonesia. Dulu saat di jaman Orde Lama,Presiden Soekarno mengirimkan banyak mahasiswa-mahasiswa keluar negeri untuk belajar dan kembali untuk membangun Bangsa Indonesia. Tapi yang beliau dapat adalah mahasiswa-mahasiswa itu kembali dengan pemikiran-pemikiran liberalis yang mengoyak konsepsinya mengenai BERDIKARI . Pendidikan di Indonesia menjadi tidak terlalu berharga (tapi anehnya gelar sangat dihargai sekali) karena yang penting adalah uang dan jabatan,bahkan gelar S1-S2-S3 bisa dibeli dengan harga murah sekali. Mari kita menjadi Bangsa yang berpendidikan sehingga menjadi Bangsa yang besar seperti yang diinginkan Founding Fathers kita,dengan membaca kita menjadi pintar dan berpendidikan serta bisa menandingi Bangsa lain. Ayo kita menjadi Bangsa yang pintar dsengan membaca dan belajar terus ! :)
Ketiga yaitu kesehatan Bangsa kita,Men Sana Incorpore sano (Didalam tubuh sehat ada jiwa yang kuat) menjadi semboyan yang sangat sering kita dengar saat sekolah. Bangsa yang kuat,sehat,dan bermoral pasti juga menjadi Bangsa yang berpendidikan. Kesehatan adalah penting untuk menjadikan Indonesia maju dalam era persaingan Bangsa-Bangsa ini,bagaimana bisa bersaing jika kita sakit ? Kepedulian Pemerintah dalam kesehatan masyarakat perlu dipertegas,bukan melalui Undang-Undang,tapi melalui tindakan yang jelas kepada masyarakat. JAMKESMAS dan bantuan yang lain dinilai bagus sekali tapi efek kepada masyarakat luas perlu dipertanyakan,mengaopa masih ada orang yang sakit lalu meninggal tanpa ada pengobatan ? ini tanda bahwa Indonesia masih mementingkan "berapa dana yang masuk ke kas " daripada mencegah "jiwa yang masuk ke kantong malaikat maut" . Kita haruslah jelas membangun kesehatan bagi masyarakat Indonesia.


(Bersambung,capek nulisnya tau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar